Kamis, 26 Agustus 2010

Mengapa FairTrade?

BonJour Hugo 3-Cup Unbreakable French Press, BlackSesungguhnya ini adalah pilihan nekad yang kami ambil. Sebab, sudah banyak sinisme dan sikap skeptis pada fairtrade. Karena sekarang sudah tak sedikit perusahaan-perusahaan besar bermodal sangat besar juga menggunakan slogan fairtrade. Di samping para pemula fairtrade sendiri seperti MaxHavelaar France juga telah dikritik seperti oleh penulis kritis dari Prancis Christian Jacquiau karena ikut-ikut memanfaatkan kemitraan dengan para retailer besar bahkan korporasi-korporasi internasional. Mengapa mereka tidak menciptakan sistem perdagangan yang lebih otonom dan lebih adil secara terpisah?


Rabu, 04 Agustus 2010

Setengah kg kopi untuk berapa hari? Digiling atau digoreng?

How About a Nice Cup of Shut the F*ck Up? Coffee MugSeorang teman bernama Rina memesan kopi Gunung tapi ia bertanya kepada kami begini: "Setengah kilogram kopi itu kira-kira untuk berapa hari? Mana yang lebih baik, digiling atau digoreng?" Rina akan pergi ke Amerika Serikat dan ingin membawa oleh-oleh kopi untuk seorang temannya pesuka kopi, dia asal Indonesia dan sedang tinggal di Amerika.
Barangkali banyak teman pembaca blog ini juga memiliki pertanyaan yang mirip. Saya berupaya menjawab pertanyaan ini. Barangkali bukanlah anjuran yang terbaik, tapi kiranya dapat dipertimbangkan. Atau barangkali ada pembaca lain yang ingin memberikan komentar atau nasihat..
Untuk Rina,
Saya akan menjawab pertanyaanmu ini satu per satu. Pertanyaanmu tentang ‘setengah kilo kopi dapat digunakan untuk berapa hari’ sebenarnya terkait dengan ‘sebaiknya berapa gram orang meng-‘aplikasi’-kan kopi tersangrai-tergiling (bubuk kopi, coffee ground) ketika ia mau minum kopi.’ Sudah ada sih penjelasan yang kadang-kadang tercantum dalam kemasan kopi yang dijual. Tapi belum tentu orang memikirkannya sungguh-sungguh.

Selasa, 03 Agustus 2010

Kopi adalah produk utama dari produksi petani hutan Rengganis

Sejauh ini kopi varietas robusta yang dapat Anda nikmati adalah hasil bumi utama dari kelompok petani hutan di lereng selatan gunung Hyang Argopuro, Jember, Jawa Timur. Ceritera tentang keadaan hidup, lingkungan, sosial dan politik mereka dapat Anda baca dari posting berjudul "Sepak Terjang Petani Hutan Rengganis", yang diunggah oleh lembaga pendamping mereka: Lembaga Studi Desa untuk Petani – Studi Dialektika Indonesia dalam Perspektif yang sering dijuluk "SD Inpers". Berikut ini adalah kutipan menariknya.

Kopi adalah produk utama dari produksi petani hutan Rengganis. Jenis kopi rakyat yang ditanam adalah Robusta. Dengan umur masa tanam sekitar satu sampai enam tahun. Jumlah panen kopi rakyat per tahun dari hasil produksi petani hutan Rengganis diperkirakan 5.000 ton. Masa panen kopi rakyat setahun sekali. Tepatnya sekitar bulan Mei sampai Agustus. Pemasaran kopi rakyat biasanya dijual melalui tengkulak. Tentunya dengan harga yang murah. Kelemahan pemasaran kopi rakyat menjadi suatu ancaman kerugian bagi petani hutan. Dan sampai saat ini masih belum ada penyelesaian untuk mengelola kopi hasil produksi rakyat. Masalah lain yang dihadapi petani hutan Rengganis menyangkut tanaman kopi milik mereka saat ini yaitu tidak adanya penjarangan tanaman Mahoni milik Perhutani. Maksudnya, apabila tanaman Mahoni tidak dikurangi sesuai dengan peraturannya maka akan berakibat buruk pada tanaman tumpang sari kopi rakyat yang berada di bawahnya. Banyak kopi rakyat di hutan produksi rusak karena kekurangan cahaya matahari yang terhalang tanaman Mahoni milik Perhutani. Hal ini dianggap merugikan bagi petani sekaligus Perhutani juga rugi. Karena apabila tanaman Mahoni tidak ada penjarangan maka tanaman itu akan banyak yang rusak, tidak tumbuh secara sempurna. Kejadian ini sudah diusulkan ke Perhutani oleh pengurus LMDH Rengganis tapi masih belum ada tanggapan penyelesaiannya.

Pak Munawaroh, petani kopi di lereng selatan gunung Argopuro, Jember

Pak Munawaroh,
Panti, Jember




Kedua anak pak Munawaroh,
Muarif (kiri) dan Wardoyo (kanan)
"Silakan coba kopi kami.
Kami telah memeliharanya dengan baik."

Kopi Premium Robusta 'Kalimas' dari lereng gunung Argopuro, Jember

Kopi Robusta Kalimas
dari lereng gunung Argopuro, Jember

Senin, 02 Agustus 2010

PENAWARAN TERBUKA

Kini kami telah sangat mendekati puncak menyingkap citarasa kopi sejati dari para petani kita sendiri, baik untuk varietal Arabica maupun Robusta. Nah, kami yakin teman-teman sekalian akan sungguh-sungguh merasa puas dengan temuan ini. Citarasa kopi spesial dengan kaitan asal-usul sistem lingkungan yang khas dari masing-masing lokasi budidaya petani kita sendiri. Langsung dari gunung, segar, semerbak dan asli, tanpa perantara. Ini bukan 'gombal omong kosong', sebelum dicoba sendiri ya ..

Dari jerih payah para petani dan para pendamping mereka, sekarang kami sanggup menyajikan kopi terbaik dari antara biji-biji pilihan. Varietas kopi Robusta dengan sebutan lokal di antaranya 'Kalimas' dan 'Trelin' ini berasal dari budidaya di lereng selatan gunung Hyang Argopuro yang dikelola oleh kelompok tani yang tergabung dalam Serikat Petani Independen (Sekti) di areal kebun Rengganis, desa Panti, Jember, Jawa Timur. Citarasa kopi ini jauh lebih segar dan asli daripada yang biasanya telah kita konsumsi selama ini. Silakan cicip kopi promo kami sejauh masih tersedia. Dijamin Anda beralih sasaran lidah kepada hasil bumi para petani yang selama ini telah menjadi kontak serikat tani yang memperjuangkan keadilan bersama dengan kita semua.

Dalam jangka dekat ke depan ini, dengan dukungan teman-teman sekalian, kami juga akan mampu menyingkap rahasia citarasa kopi Robusta sejati yang lain, seperti dari desa Kalijaya, Banjarsari, Ciamis; kopi khas dari Hokèng, Flores Timur, NTT; atau bahkan jika Anda penikmat kopi sejati, tersedia pula kopi Arabica dari Rutèng, Manggarai, NTT yang dikelola oleh para petani yang tinggal di Kampung Tenda, Rutèng; tapi juga dari areal kebun-kebun alamiah yang lain di wilayah Manggarai, Flores bagian barat; dan masih banyak lagi dari para petani yang tergabung dalam dukungan organisasi-organisasi masyarakat sipil kita yang berbasis di pedesaan. Kapan lagi kita nikmati ‘anekaragam’ citarasa kopi-kopi kita sendiri? Mengapa kita biarkan lidah kita mendekati mati-rasa karena dikuasai produk bermerek tertentu saja?

Dengan setia menikmati kopi pilihan dan jerih keringat para petani kita ini, teman-teman sekalian secara definitif telah ikut mendukung gerakan demokrasi sejati dari bawah berpangkal dari basis-basis pelosok desa kita di Indonesia.

Harga tidak lebih mahal daripada olahan kopi yang selama ini telah Anda bayarkan namun dengan mutu dan citarasa yang jauh berbeda.

Kopi Premium Robusta Organik dari Kebun Rengganis di Jember, Jawa Timur
166 gram – Rp10.000

250 gram – Rp15.000

Kopi Arabica Natural dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

143 gram – Rp20.000
250 gram – Rp35.000

+ ongkos kirim, jika tak langsung diambil sendiri.

SELAMATKAN ANAK BANGSA DARI TUNARASA KOPI SEJATI (acuan pada Kopi Blandongan)