FairSHARE


SESUNGGUHNYA ini adalah pilihan nekad yang kami ambil. Sebab, sudah banyak sinisme dan sikap skeptis pada fairtrade. Karena sekarang sudah tak sedikit perusahaan-perusahaan besar bermodal sangat besar juga menggunakan slogan fairtrade. Di samping para pemula fairtrade sendiri seperti MaxHavelaar France juga telah dikritik seperti oleh penulis kritis dari Prancis Christian Jacquiau karena ikut-ikut memanfaatkan kemitraan dengan para retailer besar bahkan korporasi-korporasi internasional. Mengapa mereka tidak menciptakan sistem perdagangan yang lebih otonom dan lebih adil secara terpisah?

Singkatnya, fairtrade jadi tak relevan, sudah ‘terpaksa’ jadi kuno. Penetrasi dan re-penetrasi jaring-jaring pasar satu sama lain sudah sedemikian rapat sehingga sesungguhnya sangat sulit untuk memulai sesuatu yang sama sekali baru dan lebih adil. Apalagi sekarang di era globalisasi di mana modal-modal asing besar sudah menerobos sampai ke pelosok-pelosok desa bahkan merampas tanah-tanah kita sendiri di Indonesia.

Lalu apa pentingnya mengapa kami masih ber-fairtrade juga? Dagang adil?

Hehe ini pertanyaan yang menarik dan mungkin kami juga tak bisa memenuhi tuntutan sertifikasi secepat Anda bayangkan. Kata ‘fairtrade’ perlu difahami di sini sebagai suatu istilah yang lebih dipakai untuk menyemangati jaringan kerja, jaringan teman, jaringan keluarga, antar-kota, antar-kampung, antar-kantor, yang dapat dikelompokkan sebagai berperan di antara, satu sisi, individu-individu atau lembaga-lembaga yang menjadi konsumen dan, di sisi lain, para petani produsen. Dan di antara kedua pihak utama itu terdapat kami koperasi Koffie Goenoeng dan para organiser petani yang berada dan bekerja serta berbasis di kota-kota yang berdekatan dengan area tanaman dan kehidupan para petani kopi.

Jenis Koffie Goenoeng Fairtrade tak dapat dibandingkan dengan MaxHavelaar yang sudah merupakan entitas transnasional, kecuali bahwa telah banyak di antara teman-teman di Indonesia sendiri bereksperimen menjalankan nilai-nilai fairtrade. Kami tak bisa meng-klaim apa pun lebih daripada tawaran kejujuran dan keterbukaan, apa adanya dan keterlihatan, atau —bahasa nekadnya— barangkali akuntabilitas dan transparansi.

Apa nilai-nilai yang kami coba kembangkan?

Yang pertama adalah menaikkan harga yang nilainya langsung diterima oleh para petani agar mereka dapat meningkatkan suatu praktik kehidupan yang lebih baik, menuju ke cita-cita berkelanjutan.

Yang kedua adalah memenuhi permintaan Anda sekalian para konsumen agar Anda sungguh-sungguh mendapatkan kopi yang (lebih) bermutu dan mendapatkan informasi tentang kopi yang Anda konsumsi. Anda sekalian adalah para konsumen yang sadar atau lebih sadar. Target pasar dari kopi ini juga terarah pada teman-teman sekalian yang telah sadar atau jauh lebih memiliki kemungkinan jadi sadar daripada khalayak ramai yang asal mengonsumsi (bahan) makanan dan minuman karena terpaksa, karena tak ada pilihan lain (mass market).

Ketiga, sejauh mungkin, dan selama masih berada dalam tahap awal, kami belum membuka lebar kemungkinan retailing. Ini kami perlukan untuk memperkuat organisasi dari koperasi terlebih dahulu. Seandainya retailing itu kami buka juga, barangkali perlu diterapkan prinsip wajib lapor siapa saja para pembeli dari para retailer itu. Rèsèh banget ya?

Yang jelas micro-roasting business ini masih di tingkat sangat awal, modal sangat kecil, dan kami lebih menggantungkan pada ketegaran moral para anggota dan mereka yang bekerja sama dengan kami, serta menekankan kekuatan jaringan, sehingga kami mendorong Anda sekalian untuk membuka fairtrade Anda sendiri karena masih tetap besarnya ruang fairtrade itu mulai dari intervensi terhadap proses produksi para petani. Fairtrade yang palsu ya akan ketahuan dengan sendirinya. Masyarakat akan menilai Anda.

Jika nanti yang sementara ini kami sebut-sebut dengan "fairtrade" ini mudah dan cepat dikorupsi, dan merosot integritasnya, kami siap untuk tidak terpaku pada sekedar istilah. Tindakan ke dalam kiranya akan menjadi pilihan utama.

Terimakasih juga kami sampaikan kepada para petani yang secara eksplisit telah mengulurkan kesediaan hati bahwa biji-biji kopinya tak perlu dibayar terlebih dahulu dan memohon dirinya menjadi anggota koperasi yang terutama bergiat di Jakarta. Namun, sekali lagi, para anggota juga masih ingin lebih mengutamakan “konsolidasi” internal terlebih dahulu.

Terimakasih juga kami sampaikan kepada Anda sekalian yang telah mencoba bertanya atau bahkan mendesak kami agar boleh ikut menjadi anggota koperasi. Namun, kami tak mengumumkan dan tak membuka lebar-lebar kemungkinan ini, karena memang kiranya, pertama, koperasi ini lebih menuntut Anda para anggota untuk bekerja daripada hanya menyerahkan uang tanda jadi anggota. Para anggota setuju untuk juga mewajibkan dirinya menjual kopi minimum sejumlah kilogram tertentu per bulan atau per perputaran kegiatan usaha; yang kedua, jumlah keanggotaan koperasi ini juga tak mungkin banyak karena untuk sementara ini kami belum mampu mengurus banyak anggota yang akan lebih menuntut suatu cara dan sistem yang lebih mendukung yang kiranya boleh kita temukan kemudian hari, secepatnya ..**

Update (Desember 2015)
Tentang "FairSHARE" atau "Andil Adil" atau "Saham untuk Semua", akan kami coba telanjangi lebih jauh detil eksperimen yang sekarang ini sedang kami alami, kami kaji dan kami perjuangkan pewujudannya sampai ke tingkat emulsi kopi dalam cangkir yang dapat Anda nikmati .. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar