Sabtu, 05 Desember 2015

Kopi Palintang

KAMI sudah ditanya oleh banyak pihak: Apa itu sebenarnya kopi Palintang? Rupanya banyak peminat dan pencinta kopi mulai penasaran tentang transparansi dari kopi ini. Ini memang “janji” kami selama ini. Yg paling penting kiranya adalah temuan kami atas karakter utama dari citarasa kopi Palintang. Ada tiga karakter citarasa kopi yg kami temukan dari tiga jenis pengelolaan pasca-panen, yi.: proses natural/kering, proses “madu” (honey) dan proses “basah” (full washed).

Proses natural telah membantu kami untuk upaya mendefinisikan apa citarasa utama dari kopi ini. Kami mencium keharuman pisang selai tapi setelah kopi beristirahat lebih lama tercium pula citarasa nangka, tapi juga gula merah (gulali), vanilla, kacang-kacangan, plus juga citarasa jeruk segar. Proses “madu” rupanya memperlembut sensasi rasa dari kopi Palintang ini. Terus-terang saya suka dg sensasi lembut dari hasil proses madu yang segar ini. Pisang selai, nangka, vanilla, kacang tetap berasa citarasanya dari kopi proses madu ini tapi dalam dimensi yang lebih halus.

Baik kopi proses natural maupun proses madu berasal dari buah-buah kopi yang melulu matang berwarna merah. Buah-buah kopi yang baru saja dipetik kemudian dipilah ulang sebelum diproses lebih lanjut. Sisanya yaitu buah-buah kopi berwarna merah-kuning atau kuning kami proses secara “basah-bersih” atau dlm bhs Inggris disebut “full(y) washed”. Setelah dikupas kulit buahnya dan sebagian terbawa pula bagian lendir yang umumnya berasa manis itu, biji-biji kopi yang masih diselubungi oleh kulit cangkang kemudian dicuci bersih dengan air, sebelum diproses selanjutnya dengan fermentasi.

Apa karakter citarasa kopi Palintang olah bersih-basah? Karakter asli citarasa nangka dan pisang karamel tampak jadi kurang tegas tapi muncul rasa vanilla dan kacang-kacangan di samping kesegaran rasa kopi arabika yang tetap bertahan pada kopi olah bersih-basah.

Kondisi air
Mengapa saya sebut olah “bersih-basah”? Mungkin ungkapan ini adalah padanan yang lebih mendekati kemiripan dengan istilah “fully-washed”. Ini karena memang Pak Maman --siapakah dia?-- mencuci dan membasuh buah-buah kopi setelah dikupas kulitnya (depulping) secara benar-benar bersih dan dengan menggunakan air segar-manis dari gunung di sekitar pegunungan atas Bandung bagian timur laut. Kita lihat lagi nanti bagaimana kondisi air “sesungguhnya” di sekitar kawasan Palintang ini. Tapi, saya lihat juga air yang dikonsumsi di dusun Palintang juga berasal dari sumber mata air secara langsung, dan dipisahkan dari aliran air yang dipergunakan atau telah dipergunakan untuk keperluan budidaya hortikultur.

Dan yg jelas, saya minum langsung (tanpa direbus) air yang disalurkan oleh warga lewat pipa-pipa pralon di dusun Palintang dan rasanya manis-segar serta tak berdampak di dalam sistem pencernaan. Warga setempat tak menganjurkan minum air secara langsung krn menurut mereka perlu direbus terlebih dahulu. Tapi, mutu air yang sedemikian baik kiranya mempengaruhi tingkat “kebersihan” (clean cup) dari rasa emulsi kopi ketika dinikmati, di samping bahwa buah-buah kopi tidak lagi dijemur sembarangan di atas pelataran di sekitar rumah warga, tetapi kami keringkan dalam rumah hijau berselubung lembar plastik untuk menahan panas dan kelembaban yang berlebih.

Gunung Manglayang
Ekosistem yang mendukung kopi Palintang yang memiliki citarasa khas ini kiranya sejajar atau tak terlalu berbeda dengan semua kopi yang dibudidayakan di sekitar kawasan pegunungan di sekitar/seputar/sekeliling lembah Bandung. Ketinggian yang terdekat dari dusun Palintang adalah gunung Manglayang yang mencapai 1.818 mdpl dan kebun kopi/sayuran yang dikelola PakMaman dan merupakan tempat budidaya kopi yang Anda nikmati ini mencapai ketinggian 1.500 mdpl. Anda bisa langsung mencapai tempat ini dengan sepeda motor. Mungkin lokasi budidaya kopi arabika ini adalah yang terdekat dari kawasan kota di seluruh Indonesia/Jawa?

Arabika typica Priangan
Secara khusus di kawasan Bandung bagian utara yang merupakan lokasi budidaya kopi Palintang ini kita diwarisi oleh masa-masa kolonial Belanda dengan varietas tanaman kopi yang khas pula. Secara spesifik tawaran kami berupa kopi Palintang ini adalah wujud dari upaya menyingkap citarasa khas dari tanaman kopi yang telah dibudidayakan sejak dunia belum lagi mengenal kopi, yaitu varietas kopi arabika typica Priangan. Banyak bibit arabika Lini-S atau kopi arabika Catimor (Ateng) yang telah disebarkan oleh pemerintah dan ditanam di Jawa Barat, tetapi kami khusus menyajikan dalam unit terbatas ini kopi Prianger (istilah Belanda untuk Priangan). Keterbatasan jumlah produksi ini kemudian kami wujudkan dalam mikrolot, dalam pengertian kopi diproduksi dalam jumlah secukupnya tetapi kami tekankan keseksamaan dalam mengelola pasca-panen sehingga berdampak langsung pada seduh kopi dalam cangkir yang Anda nikmati.

Pak Maman dan kebun hortikultur plus tanaman kopi .. 

Pak Maman dan keluarga sdg memilah buah2 kopi ..
O ya sebelum mendalami lebih lanjut keterlacakan kopi ini, kami perkenalkan lebih baik dengan Pak Maman dari kampung Palintang di desa Cipanjalu, kecamatan Cilengkrang, kabupaten Bandung dan pendampingnya yaitu Irwan Nirwana. Mereka berdua inilah yang memungkinkan kita dapat menikmati kopi Palintang dalam dimensi citarasanya yang baru. Areal lahan garapan pak Maman tidaklah luas, sekitar dua hektar. Untuk keperluan ekonomi sehari-hari Pak Maman, seperti kebanyakan warga desa sekitar kawasan ini, melakukan usaha tani sayuran. Di antara yang ditanam Pak Maman adalah kol, kentang, brokoli. Di antara tanaman hortikultur itu, untuk kepentingan memperkuat stabilitas lahan yang berkontur pegunungan Pak Maman menanam berbagai tananam berkayu. Di antaranya adalah pinus tetapi kini semakin banyak tanaman buah-buahan seperti nangka, alpukat, dan yang tak kalah pentingnya adalah tanaman kopi. Akar tanaman kopi melebar di dalam tanah dan memperkuat daya anti-erosi tetapi sekaligus menghasilkan buah-buah kopi lezat yang dapat Anda nikmati.

Foto-foto yang lain tentang dan terkait dengan kopi arabika tipica Palintang ini dapat teman-teman lihat di halaman Pinterest kami: Palintang Coffee on Pinterest http://bit.ly/1NxIAEB

Berlanjut .. Tunggu tanggal tayangnya ..

5 komentar:

  1. Enak kopinya.... kemana saya bisa beli kopi palintang ? Adakah no hp yang bisa dihubungi untuk pemesanan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami terbitkan ulang pesan lanjutan dari Nia Kurniasari. Ini dia pesan lanjutannya itu: "Kopinya enak. Saya mendapatkannya di Bazar Unisba. Kemana saya harus mencari kopi Palintang,? Adakah nomor hp yang dapat dihubungi. Seorang teman yang sedang studi S3 di Belanda mencicipi kopi Palintang yang saya suguhkan...enak rasanya...ini rasa kopi bule katanya...dia berminat bawa bekal kopi Palintang ke Belanda. Mohon infonya nomor hp untuk pesan kopi palintang .."

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Untuk memesan kopi Palintang, kiranya dapat menghubungi mbak Dwiyani di Tebet Timur Dalam VI-C/17 Jakarta, dg no hp 0812 8745 0807. Mohon lihat juga halaman berikut dari blog ini: http://bit.ly/2h1418v Atau lihat juga halaman kontak kami: http://bit.ly/2h19IDe -- Jangan lupa juga bukalah inbox emailmu ya .. Tks

      Hapus