Senin, 19 Agustus 2013

Mutu Minuman Kopi

Ini foto yg kami jepret baru2 ini:
Kopi arabika berjuluk tentatif
Java Sunda Papandayan.
Kopi ini nyaris kami kelola sendiri
setelah sampai
pada petani pengumpul ..
Anda mungkin akan heran:
Citarasanya segar spt sirup,
acidity asam jawa (tamarind),
buah anggur & coklat.
MUTU kopi bergantung pada berbagai faktor. Apakah kopi itu masih segar, alias baru saja keluar dari penyangraian, sudah berapa lama jarak waktu antara kopi yang berada di tangan Anda saat aktual dan saat, hari kapan disangrai.

 Dan yang sifatnya lebih “imperatif” lagi adalah kapan digiling, kapan biji-biji kopi tersangrai itu dijadikan bubuk kopi. Mengapa “imperatif”? Karena memang pada saat digiling itulah biji-biji kopi melepaskan, menghambur, menyebarkan aroma (kering)-nya. Sebelum digiling sebagian besar komponen dari aroma dan semua kandungan lain dari kopi, katakanlah, masih tersimpan di dalam butir2 biji kopi tersangrai.

Kalau sudah terlalu lama sejak digiling atau dihancurkan jadi bubuk, maka aroma kopi sudah menyebar, sudah sirna, sudah terbang di udara. Seperti dipraktikkan di kebanyakan pasar2 kecamatan terdekat dr areal budidaya kopi, sangat disayangkan, bahwa aroma kering kopi itu justru menyebar hanya di tempat penggilingan, dan bukan di tempat di mana orang hanya mau menikmati kopi. Kalau kopi yang mau kita nikmati itu memang berasal dari biji-biji kopi yang bermutu (ditentukan oleh mutu budidaya dan panennya, pemrosesan serta pengolahannya), tentunya jelas bahwa memang kopi-kopi semacam itulah yang lebih kita harapkan.
Tetapi sehebat apa pun mutu biji-biji kopi beras yang akhirnya kita sangrai itu, akan sia-sia saja jika kopi tersangrai sudah terlalu lama disimpan, jika sudah tengik karena tak segera dinikmati, apalagi jika sudah berbentuk bubuk kopi. Jadi kesegaran kopi ‘from the roaster’ sangat menentukan, seperti halnya roti apakah “fresh from the oven”.

Karenanya pula, jika Anda membeli kopi, sebenarnya sangat penting memperhatikan apakah ada informasi kapan saat kopi itu disangrai. Sepengetahuan yang ada, memang biasanya ‘expirity’ dari suatu produk pangan terkait dg apakah akan berdampak buruk untuk kesehatan. Bagaimana dg kopi? Apakah kopi juga memiliki ‘expirity’? Apa arti ‘expirity’ pada kopi?

Sepengetahuan dan sepengalaman kami, belum atau tak pernah terjadi orang sehat (=tidak sedang sakit jantung) mengalami gangguan kesehatan fatal-mendadak karena kopi yang sudah terlalu lama disangrai dan digiling jadi bubuk. Tapi kopi2 semacam itu senyatanya sudah tak layak atau tak dapat lagi dinikmati.

Jika Anda membeli kopi, dan kopi itu berasal dari biji2 yg paling bermutu sekalipun, tak ada jaminan akan diperoleh seduh kopi yang paling enak, jika kopi2 tersangrai sudah terlalu lama, mutu air yang dipergunakan tidak baik, jika alat seduh tidak bersih dan tidak dipanaskan dengan suhu yang diperlukan untuk proses ekstraksi sari-sari kopi.

Anda hanya akan memboroskan uang yang Anda bayarkan utk membeli kopi bermutu yang pasti tak murah itu. Jika kita gunakan kopi yang mungkin tak sehebat kualitasnya daripada yang dapat kita peroleh, tapi kopi itu benar-benar segar krn belum lama disangrai, lalu kita giling sendiri sebelumnya, maka hampir dapat dipastikan akan diperoleh minuman kopi dengan mutu yang lebih baik daripada kopi diklaim bermutu tinggi dan mahal harganya tapi sudah sangat kadaluarsa.

Dalam hati saya, saya katakan: “Untuk apa minum kopi, jika kopi itu tak berasa enak dan tidak bisa dinikmati, sementara saya tahu dan saya sadari bahwa kafein yang terkandung di dalam kopi itu sesungguhnya adalah sejenis substansi yang tak senantiasa bermanfaat untuk kesehatan tubuh saya tapi mungkin hanya sebentar mendorong kebugaran tubuh saya?” :) Kita sudah meresikokan kesehatan optimal tubuh kita dengan memasukkan kopi ke dalam tubuh kita. Lalu apa untungnya jika kopi yang kita konsumsi itu juga tidak berasa enak dan tak bisa kita nikmati? Jadi, gampangannya, kopi itu ada untuk rasa enaknya. Kopi yang tak enak, ya semestinya, kita jadikan pupuk saja. :)

Tanaman-tanaman di sekitar kita akan lebih berbahagia jika mendapatkan juga kesempatan untuk memperoleh (sisa) bahan organik dari kopi. Dan nyatanya, ampas kopi memang menyuburkan tanaman. Anda juga bisa membuat pupuk cair untuk tanaman dari bahan sisa-sisa minuman kopi. Kopi lama yang tak lagi enak itu sebaiknya dimanfaatkan dan tidak dibuang begitu saja tanpa diurus sama sekali.

Demikian pula, dalam menggunakan air untuk menyeduh kopi. Sebaiknya, gunakanlah air yang bersih dan segar, agar diperoleh rasa kopi terseduh secara optimal. Peralatan yang digunakan pun juga haruslah bersih, dipanaskan pada suhu tertentu dan durasi waktu yang pas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar